Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Perhitungan Perkerasan Kaku MDP 2024 Excel

Perhitungan-Perkerasan-Kaku-MDP-2024-Excel
Perhitungan Perkerasan Kaku MDP 2024 Excel

Perkerasan beton semen adalah struktur yang terdiri atas pelat beton semen yang bersambung (tidak menerus) tanpa atau dengan tulangan, atau menerus dengan tulangan, terletak di atas lapis fondasi bawah atau tanah dasar, tanpa atau dengan lapis permukaan beraspal.

Pada perkerasan beton semen, daya dukung perkerasan terutama diperoleh dari pelat beton. Sifat, daya dukung, dan keseragaman tanah dasar sangat mempengaruhi keawetan dan kekuatan perkerasan beton semen.

Lapis fondasi bawah pada perkerasan beton semen adalah bukan merupakan bagian utama yang memikul beban, tetapi merupakan bagian yang berfungsi sebagai berikut:
a. Sebagai perkerasan lantai kerja selama pelaksanaan.
b. Mengendalikan pengaruh kembang susut tanah dasar.
c. Mencegah intrusi dan pemompaan pada sambungan, retakan, dan tepi-tepi pelat.
d. Memberikan dukungan yang mantap dan seragam pada pelat.

Pelat beton semen mempunyai sifat yang cukup kaku serta dapat menyebarkan beban pada bidang yang luas dan menghasilkan tegangan yang rendah pada lapisan-lapisan di bawahnya.

Beton Semen

Mutu beton semen harus dinyatakan dalam nilai kuat tarik lentur (flexural strength) umur 28 (dua puluh delapan) hari, yang didapat dari hasil pengujian balok dengan pembebanan tiga titik (ASTM C-78) yang besarnya minimal 4,5 MPa. Kekuatan rencana harus dinyatakan dengan kuat tarik lentur karakteristik yang dibulatkan hingga 0,25 MPa (2,5 kg/cm2) terdekat.

Hubungan antara kuat tekan karakteristik dengan kuat tarik-lentur beton harus dilakukan berdasarkan pengujian laboratorium dengan material yang digunakan pada proyek yang akan dikerjakan.

Bahu Beton

Yang dimaksud dengan bahu beton semen dalam Bab ini adalah bahu yang dikunci dan diikatkan dengan lajur lalu lintas dengan lebar minimum 1,50 m, atau bahu yang menyatu dengan lajur lalu lintas selebar 0,60 m, yang juga dapat mencakup saluran dan kereb (creb and gutter).

Perbedaan kekuatan antara bahu dengan jalur lalu lintas akan memberikan pengaruh pada kinerja perkerasan. Sehingga, bahu harus terbuat dari bahan yang sama dengan perkerasan beton semen, hal ini dilakukan untuk meningkatkan kinerja perkerasan.

Lalu Lintas

Desain perkerasan kaku menggunakan Jumlah Kelompok Sumbu Kendaraan Niaga (JSKN) dan bukan nilai ESA sebagai satuan beban lalu lintas untuk perkerasan beton.

Lalu lintas harus dianalisis berdasarkan hasil perhitungan volume lalu lintas dan konfigurasi sumbu, menggunakan data terakhir atau data 2 (dua) tahun terakhir. Pada Lampiran D disajikan data distribusi beban JSKN per provinsi. Data tersebut dikembangkan dari studi penimbangan beban gandar kendaraan di beberapa provinsi pada periode 5 (lima) tahun terakhir (2015 – 2019).

Dengan tersedianya data tersebut maka desain perkerasan kaku dapat dilakukan menggunakan data yang lebih sesuai baik untuk kondisi beban berlebih maupun beban normal (terkendali).

< div>Konfigurasi sumbu untuk perencanaan terdiri atas 5 (lima) jenis kelompok sumbu sebagai berikut:
- Sumbu tunggal roda tunggal (STRT).
- Sumbu tunggal roda ganda (STRG).
- Sumbu tandem roda tunggal (STdRT).
- Sumbu tandem roda ganda (STdRG)
- Sumbu tridem roda ganda (STrRG).
- Sumbu empat roda ganda (SQdRG).

Pembebanan kumulatif pada perkerasan jalan selama periode waktu tertentu pada dasamya adalah perhitungan setiap kelompok gandar yang melintasi perkerasan jalan selama periode waktu tersebut, bersama dengan jenis dan bebannya. Pembebanan kumulatif ini ditentukan oleh:
a. jumlah kumulatif kelompok gandar yang melintasi perkerasan selama periode tersebut.
b. proporsi setiap jenis kelompok total gandar.
c. untuk setiap jenis kelompok gandar, distribusi frekuensi beban kelompok gandar.

Reliabilitas

Pada penentuan beban rencana, beban sumbu dikalikan dengan faktor keamanan beban (Lsf). Faktor keamanan beban ini digunakan sebesar 90% dengan nilai faktor keamanan beban (LSF) untuk JPCP sebesar 1,2 dan CRCP sebesar 1,1.

Faktor Keamanan beban untuk perkerasan kaku pada bundaran harus memenuhi gaya radial atau sentris yang disalurkan ke roda luar sehingga nilai reliabilitas ditambah 0,3.

Desain Ketebalan Beton

Dua hal yang perlu dipertimbangkan dalam membuat desain tebal perkerasan beton, diantaranya:
a. Retak Lelah (fatigue) pada perkerasan.

b. Erosi tanah dasar atau lapis fondasi bawah yang timbul akibat lendutan berulang pada sambungan dan retakan.

Perencanaan Tulangan

Tujuan utama penulangan adalah:
a. Membatasi lebar retakan, agar kekuatan pelat tetap dapat dipertahankan.
b. Memungkinkan penggunaan pelat beton yang lebih panjang agar dapat mengurangi jumlah sambungan melintang sehingga dapat meningkatkan kenyamanan.

Jumlah tulangan yang diperlukan dipengaruhi oleh jarak sambungan susut, sedangkan dalam hal beton bertulang menerus, diperlukan jumlah tulangan yang cukup untuk mengurangi sambungan susut.

Perencanaan Sambungan

Sambungan pada perkerasan beton semen ditujukan untuk:
a. Membatasi tegangan dan pengendalian retak yang disebabkan oleh penyusutan.
b. Pengaruh lenting (curling/warping) serta beban lalu lintas.
c. Memudahkan pelaksanaan.
d. Mengakomodasi gerakan pelat.

Pada perkerasan beton semen terdapat beberapa jenis sambungan antara lain:
a. Sambungan memanjang.
b. Sambungan melintang.
c. Sambungan isolasi.

Penutup Sambungan

Penutup sambungan dimaksudkan untuk mencegah masuknya air dan/atau benda lain ke dalam sambungan perkerasan. Benda-benda lain yang masuk ke dalam sambungan dapat menyebabkan kerusakan berupa gompal dan/atau pelat beton yang saling menekan ke atas (blow up).

Bagan Desain Perkerasan Kaku untuk Lalu Lintas Rendah

Berdasarkan SNI 8457:2017 dalam perencanaan teknis jalan beton untuk lalu lintas rendah yang meliputi persyaratan teknis tanah dasar, lapis fondasi bawah, beton kurus, beton semen, lalu lintas, dan sambungan. Rancangan jalan beton pada bab ini untuk melayani beban lalu lintas harian rata-rata kendaraan niaga (LHRN) kurang dari 500 kendaraan per hari dan beban lalu lintas kurang dari satu juta ESAL selama umur rencana 20 (dua puluh) tahun.

Dalam perencanaan teknis jalan beton untuk lalu lintas rendah ini, penentuan tebal jalan beton didasarkan pada kategori lalu lintas yang dinyatakan dalam lalu lintas rata-rata kendaraan niaga (LHRN). Yang termasuk jenis kendaraan niaga pada perencanaan ini adalah kendaraan angkutan barang, bus, truk sedang, dan truk berat dengan sumbu tunggal roda tunggal.

Jumlah kendaraan dengan beban MST (Muatan Sumbu Terberat) yang melewati ruas jalan ditentukan maksimal 10% LHRN. Apabila melebihi 10% LHRN, maka dipertimbangkan untuk menaikan kategori LHRN ke kriteria jalan yang lebih tinggi.

Prosedur Desain Perkerasan Kaku

Prosedur desain tebal pelat beton mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

a. Pilih jenis perkerasan beton semen, bersambung tanpa ruji, bersambung dengan ruji atau menerus dengan tulangan.

b. Tentukan jenis dan tebal fondasi bawah berdasarkan nilai CBR rencana dan perkiraan Jumlah Sumbu Kendaraan Niaga (JSKN) selama umur rencana sesuai dengan Tabel 8.1 dan Tabel 8.4.

c. Tentukan CBR efektif berdasarkan nilai CBR rencana dan fondasi bawah yang dipilih sesuai dengan Gambar 8.1.

d. Tentukan mutu beton yang dinyatakan dalam nilai kuat tarik lentur (flexural strength) fcf pada umur 28 hari.

e. Pilih faktor keamanan beban lalu lintas (FKB).

f. Tentukan tebal pelat beton minimum sesuai dengan Tabel 8.3.

g. Tentukan taksiran tebal pelat beton desain yang melebihi tebal pelat beton minimum.

h. Tentukan tegangan ekuivalen (Se) dan faktor erosi (F3) untuk STRT dari Persamaan 8.4 hingga Persamaan 8.7.

i. Untuk setiap rentang beban kelompok sumbu, tentukan beban per roda dan kalikan dengan faktor keamanan beban (FKB) untuk menentukan beban rencana per roda.

j. Dengan faktor rasio tegangan dan beban rencana, tentukan jumlah repetisi ijin untuk fatigue dari Persamaan 8.4 atau Persamaan 8.5 yang dimulai dari beban roda tertinggi dari jenis sumbu STRT tersebut.

k. Hitung persentase dari repetisi fatigue yang direncanakan terhadap jumlah repetisi izin.

l. Dengan menggunakan faktor erosi (Se), tentukan jumlah repetisi ijin untuk erosi dari Persamaan 8.8.

m. Hitung persentase dari repetisi erosi yang direncanakan terhadap jumlah repetisi izin.

n. Hitung jumlah total fatigue dengan menjumlah persentase fatigue dari setiap beban roda pada STRT tersebut. Dengan cara yang sama hitung jumlah total erosi dari setiap beban roda pada STRT tersebut.

o. Ulangi langkah h sampai dengan langkah n untuk setiap jenis kelompok sumbu lainnya.

p. Hitung jumlah total kerusakan akibat fatigue dan jumlah total kerusakan akibat erosi untuk seluruh jenis kelompok sumbu.

q. Ulangi langkah g sampai dengan langkah p hingga diperoleh ketebalan tertipis yang menghasilkan total kerusakan akibat fatigue dan atau erosi ≤ 100%. Tebal tersebut sebagai tebal perkerasan beton semen yang direncanakan.

Download Perhitungan Perkerasan Kaku MDP 2024 Format Excel

File ini termasuk file yang BERPASWORD dan BERBAYAR, untuk mendapatkan password silahkan menghubungi KONTAK KAMI. Atau silahkan klik tab INFORMASI pada web untuk mendapatkan penjelasan lebih lanjut.

Harga Download Preview

Screenshoot Perhitungan Perkerasan Kaku MDP 2024 Format Excel

Perhitungan-Perkerasan-Kaku-MDP-2024-Excel-01
Perhitungan Perkerasan Kaku MDP 2024 Excel 01

Perhitungan-Perkerasan-Kaku-MDP-2024-Excel-02
Perhitungan Perkerasan Kaku MDP 2024 Excel 02

Perhitungan-Perkerasan-Kaku-MDP-2024-Excel-03
Perhitungan Perkerasan Kaku MDP 2024 Excel 03

Perhitungan-Perkerasan-Kaku-MDP-2024-Excel-04
Perhitungan Perkerasan Kaku MDP 2024 Excel 04


Post a Comment for "Perhitungan Perkerasan Kaku MDP 2024 Excel"