Kecelakaan Lalu Lintas di Persimpangan Jalan
Kecelakaan Lalu Lintas di Persimpangan Jalan |
Kecelakaan lalu lintas persimpangan harus menjadi salah satu prioritas tertinggi kita sebagai ahli rekayasa keselamatan jalan. Tabrakan ini merupakan target utama program lalu lintas untuk beberapa alasan. Pertama, ini merupakan sebagian besar dari masalah tabrakan secara keseluruhan, baik di area pedesaan maupun perkotaan.
Jenis kecelakaan di persimpangan tertentu cenderung lebih gawat karena tidak ada perlindungan penumpang yang efektif di banyak kendaraan yang terlibat dalam tabrakan samping, juga karena diferensial kecepatan tabrakan belok kanan.
Bidang rekayasa keselamatan jalan selama bertahun-tahun telah mengembangkan banyak perangkat pengelolaan dan teknik manajemen lalu lintas yang, bila diterapkan dengan benar, terbukti sangat hemat biaya dalam mengurangi kejadian dan/atau kegawatan tabrakan di persimpangan.
Jenis Kecelakaan Lalu Lintas di Persimpangan Jalan
1. Tabrakan Di Persimpangan
Tabrakan di persimpangan biasanya akibat melintas simpang tanpa terkendali atau tabrakan akibat gerakkan awal yang terlalu dini. Tabrakan akibat melintas simpang tanpa kendali terjadi saat pengemudi atau pengendara kendaraan di jalan “kecil” tidak menyadari persimpangan dan melaju ke sana tanpa mengurangi kecepatan. Bila hal itu terjadi saat kendaraan kedua melintas di persimpangan jalan yang berpotongan, akan terjadi tabrakan sudut kanan.
Tindakan pencegahan paling tepat untuk tabrakan akibat gerakan awal yang terlalu dini biasanya lebih sulit dikembangkan dan lebih mahal. Perlakuan lazim mencakup; bundaran, APILL, atau meningkatkan garis pandang.
Simpang empat terkenal dengan tabrakan persimpangan dan dapat diperbaiki dengan beberapa jenis pencegahan, bergantung pada klasifikasi fungsi jalan yang berpotongan, jenis pemakai jalan di lokasi, juga berbagai batasan fisik dan/atau lingkungan lain.
2. Tabrakan Belok Kanan
Tabrakan belok kanan adalah masalah di persimpangan berambu. Usaha untuk mengurangi kejadian dan keparahan tabrakan belok kanan terutama meliputi penggunaan tahap berbelok untuk gerakan yang relevan.
Tabrakan belok kanan cenderung sedikit di persimpangan tanpa rambu sehingga kurang pengetahuan tentang tindakan pencegahan yang efektif dalam situasi ini. Namun, secara logis penyediaan bundaran akan efektif, selain juga peningkatan mutu jarak pandang bagi lalu lintas yang mendekat dengan menyingkirkan rintangan dan/atau penyediaan lajur belok kanan terpisah.
Lajur belok kanan terpisah juga mengurangi tekanan dari pemakai jalan di belakang yang mungkin tertahan oleh kendaraan yang belok kanan. Lajur terpisah juga mengurangi potensi tabrakan depan-belakang.
3. Tabrakan pejalan kaki
Proporsi besar tabrakan yang memakan korban pejalan kaki terjadi di persimpangan. Beberapa persimpangan dikelola dengan rambu Berhenti/Beri Jalan di mana pejalan kaki harus menyeberang dengan mencari jalan sendiri.
Namun, di APILL, pejalan kaki dibantu dengan berbagai cara. Jenis tabrakan pejalan kaki di perimpangan dengan APILL melibatkan konflik dengan kendaraan belok kiri atau kanan. Adanya pejalan kaki memperumit kegiatan mengemudi, terutama sebagai komponen pemecah perhatian dalam lingkungan lalu lintas yang sudah sulit sejak awal.
Di persimpangan dengan APILL, kita dapat menggunakan fase belok kanan yang terkendali atau pada fase separasi untuk memisahkan gerakan kendaraan dan pejalan kaki dalam waktu.
4. Tabrakan Depan Belakang
Tabrakan depan belakang dapat terjadi di mana saja di jaringan jalan. Namun, lebih sering terjadi di persimpangan saat pengemudi atau pengendara mengambil keputusan untuk berhenti dan pengemudi atau pengendara di belakangnya gagal bereaksi tepat waktu.
Tabrakan depan belakang dapat terjadi di persimpangan yang dikendalikan oleh rambu (Berhenti atau Beri Jalan). Jika sebuah persimpangan memiliki sejarah tabrakan seperti ini, perhatikan pendekat dan cobalah memastikan apakah rambu Berhenti/Beri Jalan cukup mencolok untuk jarak memadai.
Apakah pengendara atau pengemudi terlambat bereaksi dan menyebabkan masalah depan-belakang? Sedapat mungkin upayakan agar semua pengemudi dan pengendara yang mendekat menyadari kehadiran persimpangan itu. Pasang rambu peringatan dini atau rambu pengarah dini sekitar 50 m sebelum persimpangan.
Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL)
Alat Pengendali Isyarat Lalu Lintas - APILL (Traffic Control Signal) adalah perangkat peralatan teknis yang menggunakan isyarat lampu untuk mengatur lalu lintas orang dan/atau kendaraan di persimpangan atau pada ruas jalan. APILL merupakan perlengkapan penting untuk meningkatkan keselamatan persimpangan dan pejalan kaki yang menyeberang di tengah jalan.
Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas APILL |
APILL mengendalikan dengan memisahkan pergerakan yang menimbulkan konflik dalam waktu. Kendali pejalan kaki harus dimasukkan dalam persimpangan, atau dipasang secara terpisah di lokasi tengah jalan. Tombol tekan memungkinkan pejalan kaki berkata pada pengendali APILL bahwa mereka menunggu untuk menyeberang. Rambu harus dilengkapi dengan lampu yang menampilkan ikon pejalan kaki berwarna merah dan hijau.
Jenis Jenis Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL)
APILL untuk pejalan kaki dibedakan menjadi 3 yaitu :
1. APILL yang Dioperasikan oleh Pejalan Kaki (Pedestrian Operated Signals - Pos) adalah APILL yang memiliki tiga aspek dan ditempatkan di tengah blok antar simpang. APILL ini dilengkapi dengan tombol tekan yang dipasang di tiang utamanya untuk memberi tahu kehadiran pejalan kaki yang menunggu. Selain itu, ada tampilan isyarat penjalan kaki menghadap ke seberang. Tampilan merah, kuning, dan hijau untuk pengemudi/pengendara, sedangkan ikon manusia berdiri berwarna merah atau manusia berjalan berwarna hijau untuk pejalan kaki.
2. Penyeberangan PELICAN (Pedestrian Light Controlled Crossing - Pelican Crossing) adalah tipe penyeberangan yang dioperasikan oleh pejalan kaki, yang memiliki fase kuning berkedip yang ditampilkan sesaat sebelum fase hijau bagi pengemudi.
3. Penyeberangan PUFFIN (Pedestrian User Friendly Intelligent Crossing - PUFFIN Crossing) adalah penyeberangan ini beroperasi mirip APILL pejalan kaki lainnya, namun memiliki detektor untuk menengarai kehadiran pejalan kaki yang bergerak lambat (misal manula) sehingga mampu menambah waktu jalan dan/atau waktu bebas APILL untuk membantu mereka.
Faktor utama dalam memutuskan penggunaan APILL di persimpangan adalah ketersediaan ruang keselamatan. Jika ada celah di arus lalu lintas utama yang dapat secara berkeselamatan menampung lalu lintas yang masuk dari sisi jalan hampir sepanjang waktu, kita dapat memutuskan untuk menunda APILL.Ketika volume kendaraan meningkat–di jalan utama atau di jalan kecil–celah keselamatan semakin hilang dan kebutuhan untuk memasang APILL meningkat.
APILL yang diaktifkan oleh kendaraan merupakan cara terbaik untuk meminimalkan penundaan bagi pemakai jalan. Rambu dengan waktu ditentukan umumnya tidak efisien dan membuang sejumlah besar waktu pemakai jalan.
APILL yang diaktifkan oleh kendaraan bereaksi terhadap kendaraan lain di setiap pendekat. Jika tidak ada kendaraan di pendekat, pengendali APILL berpindah ke tempat yang paling padat. APILL yang diaktifkan oleh kendaraan dapat memuat tombol tekan pejalan kaki yang dapat meminta waktu sedinimungkin dalam pergantian warna lampu.
Kesimpulan
Kecelakaan atau tabrakan persimpangan tertentu cenderung lebih gawat karena tidak ada perlindungan penumpang yang efektif di banyak kendaraan yang terlibat dalam tabrakan samping, juga karena diferensial kecepatan tabrakan belok kanan sehingga harus menjadi salah satu prioritas tertinggi kita sebagai ahli rekayasa keselamatan jalan.
Post a Comment for "Kecelakaan Lalu Lintas di Persimpangan Jalan"