Gambar Standar Perkerasan Jalan Raya
Gambar Standar Perkerasan Jalan Raya | |
---|---|
Kode | : - |
Bahasa | : Indonesia |
Halaman | : 30 Halaman |
Format | |
Sumber | : Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan |
Sifat | : GRATIS |
Download |
CUPLIKAN ISI EBOOK
Ruang Lingkup Pedoman ini
1. Komponen Gambar Standar Perkerasan Jalan
2. Dimensi Jalan Dan Tebal Perkerasan
3. Material Struktur Lapisan Perkerasan
4. Drainase Jalan
5. Lapis Penopang/Capping Layer
6. Kemiringan Jalan
7. Pelapisan Ulang & Pelebaran Jalan
Acuan
1) PtT-01-2002-B Pedoman Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur
2) Pd T-14-2003 Perencanaan Tebal Perkerasan Jalan Beton Semen
3) PdT-05-2005 Perencanaan Tebal Lapis Tambah Perkerasan Lentur dengan Metode Lendutan
4) Austroads, Pavement Design, A Guide to the Structural Design of Pavements, 2008
5) AASHTO Guide for Design of Pavement Structure, 1993.
Lapis Penopang (Capping Layers)
Bagan Desain - 2 menunjukkan tebal minimum lapis penopang untuk mencapai CBR desain 6% yang digunakan untuk pengembangan Katalog Desain tebal perkerasan. Apabila lapis penopang akan digunakan untuk kendaraan konstruksi mungkin diperlukan lapis penopang yang lebih tebal.
Pertimbangan-pertimbangan di bawah ini berlaku dalam pelaksanaan lapis penopang.
Desain tebal perkerasan didasarkan pada nilai ESA pangkat 4 dan pangkat 5 tergantung pada model kerusakan (deterioration model) dan pendekatan desain yang digunakan.
Gunakan nilai ESA yang sesuai sebagai input dalam proses perencanaan.
• Pangkat 4 digunakan pada desain perkerasan lentur berdasarkan Pedoman Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Pt T-01-2002-B atau metode AASHTO 1993 (pendekatan statistik empirik).
• Pangkat 4 digunakan untuk bagan desain pelaburan tipis (seperti Burtu atau Burda), perkerasan tanpa penutup (Unsealed granular pavement) dan perencanaan tebal overlay berdasarkan grafik lendutan untuk kriteria alur (rutting).
• Pangkat 5 digunakan untuk desain perkerasan lentur (kaitannya dengan faktor kelelahan aspal beton dalam desain dengan pendekatan Mekanistik Empiris) termasuk perencanaan tebal overlay berdasarkan grafik lengkung lendutan (curvature curve) untuk kriteria retak lelah (fatigue).
• Desain perkerasan kaku menggunakan jumlah kelompok sumbu kendaraan berat (Heavy Vehicle Axle Group, HVAG) dan bukan nilai ESA sebagai satuan beban lalu lintas untuk perkerasan beton.
Evaluasi Drainase Eksisting
Evaluasi drainase dimulai dengan mempelajari catatan pelaksanaan dan gambar terlaksana (as built drawing) untuk mengetahui kelengkapan sistem drainase yang sudah dibuat, baik letak maupun dimensinya. Perlu dipelajari data drainase yang ada. Dari potongan melintang dan memanjang perkerasan eksisting perlu diketahui:
- kemiringan memanjang;
- kemiringan melintang;
- lebar lapisan perkerasan;
- struktur dan tebal perkerasan;
- ketinggian timbunan dan kedalaman galian;
- kemiringan dan dimensi kelengkapan drainase seperti saluran dan gorong-gorong;
- drainase bawah permukaan.
Kerusakan akibat air menandakan bahwa sistem drainase perkerasan bersangkutan tidak lagi memadai. Dari evaluasi sistem drainase dapat diketahui apakah sistem drainase tersebut hanya memerlukan perbaikan dan pemeliharaan, atau memerlukan peningkatan dan penambahan fitur.
Langkah selanjutnya adalah mempelajari peta topografi untuk mengetahui berbagai faktor topografi yang mempegaruhi aliran air permukaan dan bawah permukaan. Kawasan yang terletak pada cekungan, galian atau lokasi dengan elevasi perkerasan terletak di bawah danau, waduk, kolam, sungai, atau kawasan yang basah berpotensi mengalami kerusakan terkait dengan air.
Dalam evaluasi drainase perlu diperhatikan hal-hal berikut:
- apakah air mengalir dengan baik melalui permukaan perkerasan dan bahu jalan;
- apakah ada akumulasi air pada perkerasan dan sekitarnya;
- ketinggian muka air di saluran;
- apakah air pernah melimpah dari saluran;
- apakah ada air pada sambungan atau retakan perkerasan;
- apakah ada genangan air pada bahu jalan;
- apakah ada tanaman ramah air yang tumbuh subur di sepanjang sisi jalan;
- apakah ada endapan tanah, partikel halus atau indikasi pumping lainnya;
- apakah ada sampah atau endapan pada inlet;
- apakah sambungan atau retakan ditutup (seal) dengan baik.
Drainase Bawah Permukaan
Kondisi drainase di bawah permukaan pada umumnya sangat mempengaruhi kinerja overlay. Perbaikan drainase bawah permukaan eksisting yang kurang berfungsi dapat meningkatkan kinerja perkerasan. Siapkan drainase di bawah permukaan perkerasan eksisting apabila ternyata ada rembesan air permukaan atau aliran air melalui struktur perkerasan eksisting dan terjebak.
Post a Comment for "Gambar Standar Perkerasan Jalan Raya"