Gambar Standar Jembatan Balok T Beton Bertulang
Standar Jembatan Gelagar Beton Bertulang Balok T | |
---|---|
Kode | : - |
Bahasa | : Indonesia |
Halaman | : 204 Halaman |
Format | |
Sumber | : Departemen Pekerjaan Umum |
Sifat | : GRATIS |
Download |
CUPLIKAN ISI EBOOK
UMUM
standarisasi ini merupakan sarana yang bertujuan untuk mempermudah para perencana dan pelaksana Jembatan Gelagar Beton Bertulang Balok "T"' Kelas A, sehingga tercapai efisiensi dan penghematan waktu dalam pembangunan Jembatan Gelagar Belon Bertulang Balok "T".
Gambar Jembatan Gelagar Beton Bertulang Balok "T" dalam standar ini mempunyai dimensi sebagai berikut :
a. Panjang bentang : 5 m sampai dengan 25 m.
b. Lebar : trotoar + lantai kendaraan + troloar = I m + 7 m + I m.
Jembatan gelagar beton bertulang balok "T' dalam standar ini sanggup menerima beban Bina Marga 100%.
Gelagar beton bertulang dalam buku slandar ini adalah gelagar beton bertulang yang monolit. Bangunan atas jembatan slandar tipe Gelagar Belon Bertulang direncanakan menurut kelas, panjang dan lebar jembalan seperti terlihat pada Tabet I.la.
DIAFRAGMA
Diafragma adalah balok yang berada diantara dua gelagar yang berfungsi sebagai pengaku gelagar dan penahan torsi.
Jarak dan dimensi diafragma yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1.2
PERLETAKAN
Perletakan adalah bagian jembatan yang berada diantara bangunan atas dan bangunan bawah jembatan yang berfungsi untuk mengendalikan interaksi beban dan gerakan antara bangunan aTas dan bangunan bawah. Perletakan yang digunakan dalam standar ini adalah jenis perletakan elastomer laminasi dengan bentuk seperti pada Gambar 1.2 dimana a, b, tc, ti, ts merupakan variabel sesuai dengan perletakan yang digunakan seperti tercantum pada gambar terlampir.
Spesifikasi Teknik
• Ozone resistone 50 pphm, tidak retak.
• Dengan pengujian beban 150%, bentuk perletakan 100% kembali sebagaimana semula (elastis).
• Jenis karet Neoprene
• Hardness minimum 58.
KRITERTA PERENCANAAN
Pembebanan
Pembebanan yang digunakan dalam percncanaan dan perhitungan Standar Jembalan Gelagar Belon Bertulang Balok "T" ini berdasarkan Standar Pembebanan yang berlaku di lingkungan Bina Marga yaitu:
1. Pedoman Perencanaan Pembebanan Jcmbalan Jalan Raya (SKBI -1.3.28.1987)
2 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Jembalan Jalan Raya SNl.03-2833-1992
3. Bridge Management System (BMS), Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan.
4. SK SNI T-15-1991-03.
Jenis dan tingkat pembebanan dari masing-masing standar tersebut di atas yang diterapkan dalam perencanaan adalah sebagai berikut :
Pedoman Perencanaan Pembebanan Jembatan Jalan Raya (SKBI - 1.3 28.1.287)
1. Beban Primer
Beban primer terdiri dari 2 jenis beban, yaitu:
a. Beban Mati
Berat isi bahan bangunan mengacu pada SKBl-1.3.28.1987, UDC:624.042:624,21 Pasal I. I.
Lalu Lintas : Kelas A, 100 % beban D (beban garis ditambah beban kejut) dan 100 % beban T.
Trotoar : Kelas A, 500 kg/m2 dengan lebar 1,00 m di kedua sisinya.
Pipa Sandaran : 100 kg/m.
b. Beban Hidup
Beban bidup yang digunakan adalah BM 100% sehingga:
Beban D = 100% : diterapkan pada perhitungan gelagar induk, dimana beban garisnya mencakup faktor akibat beban kejut.
Beban T = 100% : diterapkan pada perhitungan plat lantai kendaraan.
2. Beban Sekunder yang mencakup :
a. Beban angin = 150 kg/m2
b. Beban rem = 5% dari beban "D" tanpa koefisien kejut yang bebannya setinggi 1,8 m dari lantai kendaraan.
c. Beban gesek pada tumpuan bergerak akibat beban mati saja = koefisien gesek x beban mati, dimana koefisien gesek = 0,18.
d. Beban gempa mengacu pada SNl.03 · 2833-1992
e. Beban akibat susut dan rangkak dan perubahan suhu mengacu pada BMS
f. Muatan trotoar = 500 kg/m2
Bridge Management System (BMS)
Mengingat telah dikembangkannya BMS dimana mencakup pembebanan akibat susut, rangkak dan peruhahan temperatur secara rinci, maka tingkat pembebanan dari ketiga jenis pembebanan tersebut di atas diambil pada kondisi yang paling berbahaya, sebagai berikut :
a. Perubahan Akibat Susut
b. Pembebanan Akibat Rangkak
c. Pembebanan Akibat Perubahan Temperatur
Metode Perhitungan
a. Seekonomis mungkin, dimana tegangan yang terjadi pada beton mendekati tegangan yang diizinkan.
b. Perhitungan gelagar induk dilakukan secara mekanika teknik dengan anggapan balok di atas dua perletakan (simple span).
c. Pada plat beton lantai kendaraan dengan anggapan pelat beton bersifat elastis, dan perhitungan penulangannnya dengan cara n variabel
d. Dengan didasarkan pada kombinasi pembebanan yang menentukan yaitu Kombinasi I SKBI -1.3.28 -I 987.
e. Perhitungan dilakukan dengan perangkat komputer dengan menggunakan rumus-rumus yang lengkap secara sistematis dan terinci.
Literatur yang Digunakan
Literatur yang digunakan dalam penyusunan Perencanaan dan Perhitungan Jembatan Gelagar Beton Bertulang Balok "T" adalah sebagai berikut :
1. Standart Specifications for Highway Bridges (AASHO)
2. Interim Specifications Bridges -1990 (AASHTO), revised edition (as of March 1991 ).
3. Specifications for Highway Bridges (Japan Road Association).
4. Bridge Management System, Peraturan Perencanaan Teknik Jembatan BMS 7-C.
5. Peraturan Beton Bertulang Indonesia, 1971 NT-2
6. Petunjuk Perencanaan Beton Bertulang, SKBI -2.3.53.1987, UDC: 693.55:693.25
7. Handbook of Concrete Engineering, Mark Fintel
8. Structural Engineering Handbook, Edwin H. Gaylord, Jr. and Charles N. Gaylord.
9. Specification for Stmctural Joints Using ASTM A325 or A490 Bolts.
10. Natural Rubber Elastomeric Bearings, P.J. O'Connor & Coy. PTY. Ltd.
11. Pedoman Perencanaan Pembebanan Jembatan Jalan Raya, SKBI -1.3.28.1987, UDC : 624.042:624.21
12. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Jembatan Jalan Raya, SNI 03 -2833 - 1992.
Post a Comment for "Gambar Standar Jembatan Balok T Beton Bertulang "