SURVEY DYNAMIC CONE PENETROMETER (DCP)
UNTUK MEMPEROLEH NILAI CALIFORNIA
BEARING RATIO (CBR)
Bagi praktisi ilmu teknik sipil alat Dynamic Cone
Penetrometer (DCP) sudah tidak asing lagi ditelinga apalagi yang sudah
berkecimpung di pekerjaan jalan. Alat ini menjadi modal dasar dalam
merencanakan pekerjaan jalan. Namun disini saya akan memberikan sedikit
informasi bagi yang belum mengetahui tentang alat Dynamic Cone Penetrometer
(DCP), dan apa saja kegunaanya?? Silahkan disimak penjelasan dibawah ini.
Kuat Geser Tanah
Kuat geser tanah merupakan sebuah faktor yang
sangat penting dalam menyelesaikan masalah-masalah tentang tanah seperti
mendesain pondasi, perhitungan tekanan tanah lateral, analisis kesatabilan
lereng dan lainnya. Kuat geser tanah adalah kemampuan tanah melawan tegangan
geser yang terbebani (gaya perlawanan yang dilakukan oleh butir-butir tanah
terhadap desakan atau tarikan).
Jika suatu tanah tidak memiliki kekuatan geser yang
cukup untuk menahan atau memikul tegangan geser yang terjadi, maka akan timbul
pergeseran tanah (keruntuhan pada tanah). Keruntuhan geser tanah terjadi bukan
disebabkan karena hancurnya butirbutir tanah tersebut tetapi karena adanya
gerak relatif antara butir-butir tanah tersebut. Pada peristiwa kelongsoran
suatu lereng berarti telah terjadi pergeseran dalam butir-butir tanah tersebut.
Kekuatan geser yang dimiliki oleh suatu tanah
disebabkan oleh :
-
Pada tanah berbutir halus (kohesif) misalnya lempung, kekuatan geser
yang dimiliki tanah disebabkan karena adanya kohesi atau lekatan antara
butir-butir tanah (c tanah).
-
Pada tanah berbutir kasar (non kohesif), kekuatan geser disebabkan
karena adanya gesekan antara butir-butir tanah sehingga sering disebut sudut
gesek
dalam (Ø tanah).
-
Pada tanah yang merupakan campuran antara tanah halus dan tanah kasar(c,
Ø tanah), kekuatan geser disebabkan karena adanya lekatan (karena kohesi) dan
gesekan antara butir-butir tanah(karena Ø).
Dynamic Cone Penetrometer (DCP)
Dynamic Cone Penetrometer (DCP) pada awalnya
dikembangkan sebagai alternatif untuk mengevaluasi sifat-sifat perkerasan
lentur atau tanah dasar. Pengujian cara dinamis ini dikembangkan oleh TRLL
(Transport and Road Research Laboratory), Crowthorne, Inggris dan mulai
diperkenalkan di Indonesia sejak tahun 1985 / 1986.
Pengujian ini dimaksudkan untuk menentukan nilai California Bearing Ratio (CBR) tanah dasar, timbunan, dan atau suatu sistem
perkerasan. Pengujian ini akan memberikan data kekuatan tanah sampai kedalaman
+ 70 cm di bawah permukaan lapisan tanah yang ada atau permukaan tanah dasar.
Pengujian ini dilakukan dengan mencatat data masuknya konus yang tertentu
dimensi dan sudutnya, ke dalam tanah untuk setiap pukulan dari palu/hammer yang
berat dan tinggi jatuh tertentu pula.
Alat penetrometer konus dinamis (DCP) terdiri dari
tiga bagian utama yang satu sama lain harus disambung sehingga cukup kaku
seperti terlihat pada gambar dibawah ini :
Bagian-bagian alat Penetrometer Konus Dinamis (DCP)
dapat dijelaskan dalam 3 bagian seperti di bawah ini :
·
Bagian atas yang terdiri dari,
a)
Pegangan;
b) Batang
bagian atas;
c)
Penumbuk berbentuk silinder berlubang, berat 8 kg.
·
Bagian tengah yang terdiri dari,
a)
Landasan penahan penumbuk terbuat dari baja;
b) Cincin
peredam kejut;
c)
Pegangan untuk pelindung mistar penunjuk kedalaman.
·
Bagian bawah yang terdiri dari,
a)
Batang bagian bawah,
b) Batang
penyambung, dengan ulir dalam di bagian ujung yang satu dan ulir luar di ujung
lainnya; Mistar berskala, panjang 1 meter, terbuat dari plat baja;
c)
Konus terbuat dari baja keras berbentuk kerucut di bagian ujung,
diameter 20 mm, sudut 60° atau 30°;
d) Cincin
pengaku.
Berdasarkan sudut konus DCP
dibagi menjadi 2 yaitu :
1.
DCP dengan sudut konus 60o, yang pada
umumnya digunakan untuk tanah-tanah berbutir sangat halus (clay) sampai dengan
berbutir sangat halus bercampur sedikit pasir halus.
Dengan ukuran dan karakteristik sbb:
-
Diameter bar = 10 mm
-
Tinggi bar atas = 575 + H mm
-
Konus dengan sudut = 60o
2.
DCP dengan sudut konus 30o yang pada
umumnya digunakan untuk tanah berbutir kasar
Dengan ukuran dan karakteristik sbb:
-
Diameter bar = 16 mm
-
Tinggi bar atas = 508 + H mm
-
Konus dengan sudut = 30o
Lokasi Survey Dynamic
Cone Penetrometer (DCP)
Lokasi survey DCP dilakukan di
dua lokasi yaitu :
1.
Dilakukan di bahu jalan, ini digunakan untuk
pelaksanaan pelebaran jalan
2.
Dilakukan diluar bahu jalan, ini dilakukan untuk
pelaksanaan timbunan, misalkan pada pelaksanaan rekonstruksi jalan.
Pelaksanaan Survey Dynamic
Cone Penetrometer (DCP)
1. Gali lokasi pengukuran lebar 40 cm x 40 cm dengan
kedalaman sampai dengan subgrade perkerasan disamping bahu tersebut.
2.
Letakkan plat baja penahan meteran pengukur didalam
lobang galian.
3.
Pasang ujung conus alat DCP persis di lobang plat.
4. Pasang meteran pengukur pada tempat yang tersedia pada
alat DCP dan menyentuh plat baja dalam lobang
5.
Catat ketinggian meter pengukur terhadap batas patokan
(level) yang ditetapkan
6. Angkat palu DCP hingga bagian sisi atas palu menyentuh
bagian bawah dari batas tinggi jatuh palu DCP.
7.
Lepaskan Palu DCP dan catat meter pengukur terhadap
batas patokan (level) yang ditetapkan.
8.
Ulangi prosedur (6) dan (7) hingga seluruh panjang
batang bagian bawah alat DCP masuk dalam tanah.
9.
Catatan penetrasi conus yang dilakukan adalah untuk
setiap tumbukan.
10. Pasang kunci pipa pada kedua sisi batang alat DCP
11. Dengan 2 orang, diangkat alat DCP dari lobang uji
12. Pindahkan alat DCP ke lokasi lain yang telah ditentukan sebelumnya
Nilai California Bearing Ratio (CBR) Hasil Analsis DCP
Sudut konus 60o
CBR1..n = 10 2,8135
– 1,313 Log (DN)
CBR1..n = CBR pada
masing2 blow.
Dn1..n = Nilai
penetrasi masing2 (mm/blow)
Sudut konus 30o
CBR1.n = 10 1,352
– 1,125 Log (DN)
CBR1..n = CBR pada
masing2 blow
Dn1..n = Nilai
penetrasi masing2 (cm/blow)
Contoh Perhitungan DCP
Mengolah data survey DCP menjadi perhtungan per stasioner. Agar memudahkan dalam menghitung alangkah baiknya perhitungan/ pengolahan data mentah DCP dibuat di ms. excell. seperti gambar dibawah ini.
|
URVEY DYNAMIC CONE PENETROMETER (DCP) 001 |
Merangkum nilai CBR sepanjang ruas jalan menjadi satu tabel. Fungsinya untuk memudahkan dalam menghitung nilai CBR rata-rata dalam satu ruas jalan. seperti gambar dibawah ini
|
SURVEY DYNAMIC CONE PENETROMETER (DCP) 002 |
Setelah rekap data CBR dimasukkan selanjutnya dihitung nilai CBR rata-rata dan CBR segmen seperti gambar dibawah ini.
|
SURVEY DYNAMIC CONE PENETROMETER (DCP) 003 |
Selanjutnya dbuatkan grafiknya, untuk memudahkan dalam mengamati dan menganalisa.
|
SURVEY DYNAMIC CONE PENETROMETER (DCP) 004 |
Apabila sobat teknik sipil ingin mengikuti atau berlangganan artikel dari kami silahkan mengunjungi di :
Jika ingin mencopy artikel ini, mohon cantumkan juga sumbernya karena saya melihat ada blog yang copas tidak menyertakan sumbernya. Atau jika tidak, tulislah dengan bahasa masing-masing. Hargailah setiap karya dan usaha orang lain.
Kira-kira seperti itulah gambaran dalam melakukan survey Dynamic Cone Penetrometer (DCP) untuk mendapatkan nilai California Bearing Ratio (CBR). Dari nilai CBR inilah nantinya akan diolah lagi untuk menghitung tebal perkerasan jalan. jadi nilai CBR ini adalah modal dasar untuk menghitung tebal perkerasan jalan. Sekian penejelasan dari saya, kalau ada kritik dan saran silahkan berkomentar dibawah ini. Terimakasih !!!!
MANTAP...TRIMS ILMU OM...MABBARAKKA
ReplyDeleteterima kasih ilmunya bang
ReplyDelete