Drainase Jalan Raya
DRAINASE
JALAN
1. Fungsi Drainase Jalan
Sistem
drainase permukaan pada konstruksi jalan raya pada umumnya berfungsi sebagai
berikut:
- Mengalirkan air hujan/air secepat
mungkin keluar dari permukaan jalan dan selanjutnya dialirkan lewat saluran
samping; menuju saluran pembuang akhir.
- Mencegah aliran air yang berasal
dari daerah pengaliran disekitar jalan masuk ke daerah perkerasan jalan.
- Mencegah kerusakan lingkungan di
sekitar jalan akibat aliran air.
2. Drainase Jalan
Sistem drainase permukaan pada
prinsipnya terdiri dari :
- Kemiringan melintang pada
perkerasan jalan dan bahu jalan.
- Selokan samping.
- Gorong-gorong.
- Saluran penangkap (Catch-drain)
3. Perencanaan Drainase Jalan
Prinsip-prinsip Umum Perencanaan
Drainase :
a. Daya Guna dan Hasil Guna (Efektif
dan Efisien)
Perencanaan
drainase haruslah sedemikian rupa sehingga fungsi fasilitas drainase sebagai
penampung, pembagi dan pembuang air dapat sepenuhnya berdaya guna dan berhasil
guna.
b. Ekonomis dan Aman.
Pemilihan
dimensi dari fasilitas drainase haruslah mempertimbangkan faktor
ekonomis dan faktor keamanan.
c. Pemeliharaan.
Perencanaan
drainase haruslah mempertimbangkan pula segi kemudahan dan nilai ekonomis dari
pemeliharaan sistem drainase tersebut.
4. Kemiringan Melintang Perkerasan
dan Bahu Jalan
a. Pada Daerah Jalan Yang Datar dan
Lurus.
Penanganan
pengendalian air untuk daerah ini biasanya dengan membuat kemiringan perkerasan
dan bahu jalan mulai dari tengah perkerasan menurun/ melandai kearah selokan samping.
Besarnya
kemiringan balm jalan biasanya diambil 2% lebih besar daripada kemiringan permukaan
jalan. Besarnya kemiringan melintang normal pada perkerasan jalan dapat dilihat
ceperti tercantum pada Tabel (1) dibawah ini.
Tabel (1)
Kemiringan melintang normal
perkerasan jalan
No
|
Jenis
lapis permukaan jalan
|
Kemiringan melintang normal-i
(%)
|
1
2
3
4
|
Beraspal, Beton
Japat
Kerikil
Tanah
|
2% - 3%
4% - 6%
3% - 6%
4% - 6%
|
b. Daerah Jalan Yang Lurus Pada
Tanjakan/Penurunan.
Penanganan
pengendalian air pada daerah ini perlu mempertimbangkan pula besarnya
kemiringan alinyemen vertikal jalan yangberupa tanjakan dan turunan; agar
supaya aliran air secepatnya bisa mengalir ke selokan samping. Untuk itu maka
kemiringan melintang perkerasan jalan disarankan agar menggunakan nilai-nilai
maksimum dari Tabel I di atas.
c. Pada Daerah Tikungan.
Kemiringan
melintang perkerasan jalan pada daerah ini biasanya harus mempertimbangkan pula
kebutuhan kemiringan jalan menurut persyaratan alinyemen horizontal jalan
(lihat buku Geometrik); karena itu kemiringan perkerasan, jalan harus dimulai
dari sisi luar tikungan menurun/melandai ke sisi dalam tikungan.
Besarnya
kemiringan pada daerah ini ditentukan oleh nilai maksimum dari kebutuhan
kemiringan alinyemen horizontal atau kebutuhan kemiringan menurut keperluan
drainase.
5. Selokan Samping.
Selokan,
samping adalah selokan yang dibuat disisi kiri dan kanan badan jalan.
Fungsi Selokan Samping :
a. Menampung dan membuang air yang
berasal dari permukaan jalan.
b. Menampung dan membuang air yang berasal
dari daerah pengaliran sekitar jalan.
c. Dalam hal daerah pengaliran luas
sekali atau terdapat air limbah maka untuk itu harus dibuat sistem drainase
terpisah/tersendiri.
Bahan Rangunan Selokan Samping
Pemilihan jenis
materal untuk selokan samping umumnya ditentukan oleh besarnya kecepatan
rencana aliran air yang akan melewati selokan samping sedemikian sehingga
material dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini:
Tabel 2
Kecepatan aliran air yang
diizinkan berdasarkan jenis material
Jenis
bahan
|
Kecepatan aliran air yang
diizinkan
(m/detik)
|
Pasir halus
Lempung kepasiran
Lanau aluvial
Kerikil halus
Lempung kokoh
Lempung padat
Kerikil kasar
Batu-batu besar
Pasangan batu
Beton
Beton hertulang
|
0,45
0,50
0,60
0,75
0,75
1,10
1,20
1,50
1,50
1,50
1,50
|
Kecepatan
aliran air ditentukan oleh sifat hidrolis penampang saluran, salah satunya
adalah kemiringan saluran. Pada Tabel 3 dapat dilihat hubungan antara
kemiringan selokan samping dan tipe material yang digunakan.
Tabel 3
Hubungan kemiringan selokan
samping (i) dan jenis material
Jenis
Material
|
Kemiringan Selokan Samping
i (%)
|
Tanah Asli
Pasir halus
Napal kepasiran
Lanau aluvial
Kerikil halus
Lampung padat/kokoh
Kerikil kasar
Batu-batu besar
Pasangan:
Pasangan batu
Beton
Beton bertulang
|
0 – 5
5 – 10
10
|
Penampang Melintang
Selokan Samping
Pemilihan tipe
penampang melintang selokan samping didasarkan atas :
a. Kondisi tanah
dasar
b. Kedudukan muka air
tanah
c. Kecepatan aliran
air.
Perhitungan Dimensi
Selokan Samping,
Dalam garis besar, perencanaan
selokan samping mencakup 3 (tiga) tahap proses sebagai berikut :
a. Analisis hidrologi
b. Perhitungan
hidrolika
c. Gambar Rencana
Hasil analisis
hidrologi adalah
Besarnya
debit air yang harus ditampung oleh selokan samping. Selanjutnya atas dasar
debit yang kita peroleh maka dimensi selokan samping dapat kita rencanakan
berdasarkan analisa/perhitungan hidrolika.
Analisis
hidrologis dilakukan atas dasar data curah hujan, topografi daerah,
karakteristik daerah pengaliran serta frekuensi banjir rencana.
Rumus untuk menghitung Debit (Q)
Rumus yang digunakan adalah
Rational Formula sebagai berikut :
dimana:
Q = Debit (m3/met)
C = Koefisien
pengaliran, seperti pada Tabel 4 dibawah ini.
I
= Intensitas hujan (mm/jam) dihitung selama waktu konsentrasi (Tc) untuk
periode banjir rencana.
A = Luas daerah pengaliran (km2).
Koefisien Pengaliran (C) :
Koefisien
pengaliran adalah koefisien yang besarnya tergantung pada kondisi permukaan
tanah, kemiringan medan, jenis tanah, lamanya hujan di daerah pengaliran.
Tabel 4 : Koefisien Pengaliran
(c)
Kondisi Permukaan Tanah
|
Koefisien Pengaliran (c)
|
1.Jalan
beton dan jalan aspal
2.Jalan
kerikil & jalan tanah
3.Bahu
jalan:
-
Tanah berbutir halus
-
Tanah berbutir kasar
-
Batuan masif keras
-
Batuan masif lunak
4.Daerah
Perkotaan
5.Daerah
pinggir kota
6.Daerah
Industri
7.Permukiman
padat
8.Permukiman
tidak padat
9.Taman
& kebun
10..Persawahan
11.Perbukitan
12.Pegunungan
|
0,70 - 0,95
0,40 - 0,70
0,40 - 0,65
0,10 - 0,20
0,70 - 0,85
0,60 - 0,75
0,70 - 0,95
0,60 - 0,70
0,60 - 0,90
0,60 - 0,80
0,40 - 0,60
0,20 - 0,40
0,45 - 0,60
0,70 - 0,80
0,75 - 0.90
|
Frekuensi Banjir Rencana :
Frekuensi
banjir rencana ditetapkan berdasarkan pertimbangan kemungkinan kemungkinan
kerusakan terhadap bangunan-bangunan di sekitar jalan akibat banjir. Dengan
asumsi "tingkat kerusakan sedang" masih dianggap wajar, maka
frekuensi banjir rencana untuk selokan samping dipilih 5 tahun.
Luas Daerah Pengaliran (A)
Batas-batas
daerah pengaliran ditetapkan berdasarkan peta topografi, pada umumnya dalam
skala 1 : 50.000 - 1 : 25.000. Jika luas daerah pengaliran
relatip kecil diperlukan peta dalam skala yang lebih besar. Dalam praktek
sehari-hari, sering terjadi, tidak tersedia peta topography ataupun peta
pengukuran lainnya yang memadai sehingga menetapkan batas daerah pengaliran
merupakan suatu pekejaan yang sulit.
Jika
tidak memungkinkan memperoleh peta topography yang memadai, asumsi berikut
dapat dipakai sebagai bahan pembanding.
DRAINASE JALAN 002 |
Rumus untuk
menghitung dimensi
Rumus umum yang dipakai untuk
menghitung dimensi adalah sebagai berikut :
Dimana :
F = Luas penampang
basah (m2)
Q = Debit (m3/dt)
V = Kecepatan aliran (m/dt)
Kecepatan aliran (V) dapat
dihitung dengan menggunakan Rumus Manning :
Dimana :
V = Kecepatan aliran
n = Koefisien kekasaran dinding
menurut Manning
i = Kemiringan selokan samping
R = jari – jari
hidraulis (m)
R=F/p
Dimana :
R = jari – jari
hidraulis (m)
F = luas penampang
basah (m2)
p = keliling penampang basah (m)
Harga koefisien
kekasaran dinding (n) menurut Manning bisa dilihat dari table di bawah ini.
Tabel
5
Harga
n untuk Rumus Manning
DRAINASE JALAN 003 |
DRAINASE JALAN 004 |
DRAINASE JALAN 005 |
MANTAP...SANGAT BERMAMFAAT...MABBARKKA BROO
ReplyDeleteTerimakasih kembali pak,,,
ReplyDelete