PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR
PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR
Pedoman perencanaan tebal perkerasan lentur
ini meliputi ketentuan umum perencanaan
perencanaan.
Perencanaan tebal perkerasan yang diuraikan
dalam pedoman ini hanya berlaku untuk
konstruksi perkerasan yang menggunakan
material bergradasi lepas (granular material dan
batu pecah) dan berpengikat.
Petunjuk perencanaan ini digunakan untuk :
· Perencanaan perkerasan jalan baru;
· Perencanaan pelapisan tambah (Overlay);
· Perencanaan konstruksi bertahap (Stage Construction).
Dalam menggunakan pedoman perencanaan tebal
perkerasan lentur ini, penilaian terhadap
kekuatan perkerasan jalan yang ada harus
terlebih dahulu meneliti dan mempelajari hasilhasil
pengujian di laboratorium dan lapangan.
Penilaian ini sepenuhnya tanggung jawab
perencana, sesuai dengan kondisi setempat dan
pengalamannya.
Cara-cara perencanaantebal perkerasan, selain
yang diuraikan dalam pedoman ini dapat
juga digunakan, dengan syarat dapat
dipertanggungjawabkan berdasarkan hasil-hasil
pengujian
para ahli.
Struktur Perkerasan Lentur
Struktur perkerasan lentur, umumnya terdiri atas: lapis pondasi
bawah (subbase course),
lapis pondasi (base course), dan lapis permukaan (surface course).
Tanah Dasar
Kekuatan dan keawetan konstruksi perkerasan
jalan sangat tergantung pada sifat-sifat dan
daya dukung tanah dasar.
Dalam pedoman ini diperkenalkan modulus
resilien sebagai parameter tanah dasar yang digunakan dalam perencanaan Modulus
resilien tanah dasar juga dapat diperkirakan dari CBR standar dan hasil atau nilai
tes soil index. Korelasi Modulus Resilien dengan nilai CBR (Heukelom &
Klomp) berikut ini dapat digunakan untuk tanah berbutir halus (fine-grained
soil) dengan nilai CBR terendam 10 atau lebih kecil.
M (psi) = 1.500 x CBR
Persoalan tanah dasar yang sering ditemui antara lain :
a. Perubahan bentuk tetap (deformasi
permanen) dari jenis tanah tertentu sebagai akibat
beban
lalu-lintas.
b. Sifat mengembang dan menyusut dari tanah tertentu akibat
perubahan kadar air.
c. Daya dukung tanah tidak merata dan sukar ditentukan secara
pasti pada daerah danjenis tanah yang sangat
berbeda sifat dan kedudukannya, atau akibat pelaksanaan konstruksi.
d. Lendutan dan lendutan balik selama dan sesudah pembebanan
lalu-lintas untuk jenis
tanah tertentu.
e. Tambahan pemadatan akibat pembebanan lalu-lintas dan penurunan
yang
diakibatkannya, yaitu
pada tanah berbutir (granular soil) yang tidak dipadatkan secara
baik pada saat pelaksanaan
konstruksi.
Lapis Pondasi Bawah
Lapis pondasi bawah adalah bagian dari struktur perkerasan lentur
yang terletak antara
tanah dasar dan lapis pondasi. Biasanya terdiri atas lapisan dari
material berbutir (granular
material) yang dipadatkan, distabilisasi ataupun tidak, atau
lapisan tanah yang distabilisasi.
Fungsi lapis pondasi bawah antara lain :
a. Sebagai bagian dari konstruksi perkerasan untuk mendukung dan
menyebar beban roda.
b. Mencapai efisiensi penggunaan material yang relatif murah agar
lapisan-lapisan di
atasnya dapat dikurangi ketebalannya (penghematan biaya
konstruksi).
c. Mencegah tanah dasar masuk ke dalam lapis pondasi.
d. Sebagai lapis pertama agar pelaksanaan konstruksi berjalan
lancar.
Lapis pondasi bawah diperlukan sehubungan dengan terlalu lemahnya
daya dukung tanah
dasar terhadap roda-roda alat berat (terutama pada saat
pelaksanaan konstruksi) atau
karena kondisi lapangan yang memaksa harus segera menutup tanah
dasar dari pengaruh
cuaca.
Bermacam-macam jenis tanah setempat (CBR > 20%, PI < 10%)
yang relatif lebih baik dari
tanah dasar dapat digunakan sebagai bahan pondasi bawah.
Campuran-campuran tanah setempat dengan kapur atau semen portland,
dalam beberapa
hal sangat dianjurkan agar diperoleh bantuan yang efektif terhadap
kestabilan konstruksi
perkerasan.
Lapis Pondasi
Lapis pondasi adalah bagian dari struktur perkerasan lentur yang
terletak langsung di bawah
lapis permukaan. Lapis pondasi dibangun di atas lapis pondasi
bawah atau, jika tidak
menggunakan lapis pondasi bawah, langsung di atas tanah dasar.
Fungsi lapis pondasi antara lain :
a. Sebagai bagian konstruksi perkerasan yang menahan beban roda.
b. Sebagai perletakan terhadap lapis permukaan.
Bahan-bahan untuk lapis pondasi harus cukup kuat dan awet sehingga
dapat menahan
beban-beban roda. Sebelum menentukan suatu bahan untuk digunakan
sebagai bahan
pondasi, hendaknya dilakukan penyelidikan dan pertimbangan
sebaik-baiknya sehubungan
dengan persyaratan teknik.
Bermacam-macam bahan alam/setempat (CBR > 50%, PI < 4%)
dapat digunakan sebagai
bahan lapis pondasi, antara lain : batu pecah, kerikil pecah yang
distabilisasi dengan semen, aspal, pozzolan, atau kapur.
Lapis Permukaan
Lapis permukaan struktur pekerasan lentur terdiri atas campuran
mineral agregat dan bahan
pengikat yang ditempatkan sebagai lapisan paling atas dan biasanya
terletak di atas lapis
Fungsi lapis permukaan antara lain :
a. Sebagai bagian perkerasan untuk menahan beban roda.
b. Sebagai lapisan tidak tembus air untuk melindungi badan jalan
dari kerusakan akibat
cuaca.
c. Sebagai lapisan aus (wearing course)
Bahan untuk lapis permukaan umumnya sama dengan bahan untuk lapis
pondasi dengan
persyaratan yang lebih tinggi.
bahan aspal sendiri memberikan bantuan tegangan tarik, yang
berarti mempertinggi daya
dukung lapisan terhadap beban roda.
Pemilihan bahan untuk lapis permukaan perlu mempertimbangkan
kegunaan, umur rencana
serta pentahapan konstruksi agar dicapai manfaat sebesar-besarnya
dari biaya yang
dikeluarkan.
Post a Comment for "PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN LENTUR"