PERENCANAAN PERKERASAN JALAN RAYA
Lalulintas Rencana
A. Persentase Kendaraan pada Lajur Rencana.
Jalur
Rencana (JR) merupakan jalur lalulintas dari suatu ruas jalan raya yang
terdiri daris satu lajur atau lebih, jumlah lajur berdasarkan lebar
jalan dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut ini:
perencanaan
perkerasan jalan raya 002
|
Koefisien
distribusi kendaraan (C) untuk kendaraan ringan dan berat yang lewat
pada jalur rencana ditentukan menurut table 3.3 dibawah ini :
perencanaan
perkerasan jalan raya 003
|
B. Angka Ekivalen (E) Beban Sumbu Kendaraan
Angka ekivalen (E) masing-masing golongan beban sumbu (setiap kendaraan) ditentukan menurut rumus daftar dibawah ini :
a. Angka Ekivalen sumbu tunggal:
b. Angka Ekivalen sumbu ganda:
Selain
menggunakan rumus diatas, penentuan angka ekivalen dapat ditentukan
melalui Tabel yang telah dikeluarkan oleh Bina Marga seperti yang
terlihat pada Tabel 3.4.
perencanaan
perkerasan jalan raya 006
|
C. Perhitungan Lalulintas harian lalu lintas dan rumus rumus lintas ekivalen
a.
lalu lintas harian rata rata (LHR) setiap jenis kendaraan ditentukan
pada awal umur rencana, yang dihitung uuntuk dua arah pada jalan tampa
median atau masing masing arah pada jalan dengan median.
b. Lintas Ekivalen Permulaan (LEP)
j= jenis kendaraan
n=tahun pengamatan
c. Lintas Ekivalen Akhir (LEA)
dengan:
j = Jenis kendaraan
n = Tahun pengamatan
LHR = Lalu lintas harian rata – rata
I = Perkembangan lalu lintas
UR = Umur rencana
Cj = Koefisien distribusi kendaraan,dan
Ej = Angka ekivalen ( E ) beban sumbu kendaraan.
d. Linta Ekivalen Tengah (LET)
dengan:
LET : Lintas Ekivalen Tengah
LEP : Lintas Ekivalen Permukaan
LEA : Lintas Ekivalen Akhir
f. Lintas Ekivalen Rencana
LER =LET x FP
Factor penyesuaian (FP) dihitung dengan rumus sebagai berikut :
FP=UR x 10
FP= faktor penyesuaian
UR= umur rencana, (tahun)
D. Daya Dukung Tanah Dasar
Daya Dukung Tanah Dasar (DDT) ditetapkan berdasarkan grafik korelasi
Harga yang mewakili dari sejumlah harga CBR yang dilaporkan , ditentukan sebagai berikut :
a. Tentukan harga CBR terendah
b. Tentkan berapa banyak harga CBR yang sama dan lebih besar dari masing masing nilai CBR.
c. angka jumlah terbanyak dinyatakan sebagai 100%. jumlah lainya merupakan persentase dari 100%.
d. dibuat grafik hubungan antara harga CBR dan persentase jumlah tadi.
e. Nilai CBR yang mewakili adalah yang didapat dari angka persentase 90%
seperti pada Gambar 3.1. Daya dukung tanah dasar diperoleh dari nilai CBR atau
perencanaan
perkerasan jalan raya 010
|
F. Faktor Regional
Faktor regional (FR) adalah faktor koreksi sehubungan dengan adanya
perbedaan kondisi dengan kondisi percobaan AASHTO Road Test dan disesuaikan
denga keadaan Indonesia. FR dipengaruhi oleh bentuk elemen, persentase
kendaraan berat yang berhenti serta iklim, penentuan FR menggunakan Tabel 3.5.
perencanaan
perkerasan jalan raya 011
|
G. Indeks Permukaan
Indeks
permukaan adalah nilai kerataan/ kehalusan serta kekokohan permukaan
yang bertalian dengan tingkat pelayanan bagi lalulintas yang lewat.
Nilai Indeks permukaan beserta artinya adalah sebagai berikut :
a. IP = 1,0 menyatakan permukaan jalan dalam keadaan rusak berat sehingga menganggu lalu lintas kendaraan.
b. IP = 1,5 menyatakan tingkat pelayanan rendah yang masih mungkin ( jalan tidak terputua )
c. IP = 2 menyatakan tingkat pelayanan rendah bagi jalan yang masih cukup.
d. IP = 2,5 menyatakan permukaan jalan masih cukup stabil dan baik.
Dalam
menentukan IP pada akhir umur rencana, perlu dipertimbangkan faktor –
faktor klasifikasi fungsional jalan dan jumlah lintas ekivalen rencana (
LER ) seperti ditunjukkan pada Tabel 3.6.
perencanaan
perkerasan jalan raya 012
|
* ) LER dalam satuan angka ekivalen 8,16 ton beban sumbu tunggal.
Catatan : Pada proyek – proyek penunjang jalan, JAPAT/ jalan murah atau jalan darurat maka IP dapat diambil 1,0 .
Dalam
menentukan Indeks permukaan pada awal umur rencana ( IPo ) perlu
diperhatikan jenis lapis permukaan jalan ( kerataan/ kehalusan serta
kekokohan ) pada awal umur rencana seperti yang tercantum dalam Tabel
3.7.
Tabel 3.7. Indeks permukaan pada awal umur rencana ( IPo )
perencanaan
perkerasan jalan raya 013
|
perencanaan
perkerasan jalan raya 014
|
H. Indeks Tebal Perkerasan
ITP= a1D1 + a2D2 + a3D3 ........................................................................ (3.9)
ITP= indeks tebal perkerasan
1, 2, 3 a a a = Koefisien kekuatan relative bahan lapis keras
1, 2, 3 D D D = Tebal masing – masing lapisan lapis keras
Untuk koefisien relatif bahan (a) yang akan digunakan pada persamaan 3.8 dapat
dilihat pada Tabel 3.9 berdasarkan jenis bahan yang digunakan.
perencanaan
perkerasan jalan raya 015
|
perencanaan
perkerasan jalan raya 016
|
perencanaan
perkerasan jalan raya 017
|
I.Contoh Soal:
Perencanaan Perkerasan Jalan Baru.
1. Rencanakan :
Tebal
perkerasan untuk jalan 2 jalur, data lalu lintas tahun 2001 seperti
dibawah ini, dan umur rencana 5 tahun. Jalan d buka tahun 2005 ( i
selama pelaksanaan = 5% pertahun ) FR 1.0 dan CBR tanah dasar = 3,4%
2. Data data :
Kendaraan ringan 2 ton....................................................................... 90 kendaraan
Bus 8 ton............................................................................................. 3 kendaraan
Truck 2 as 10 ton................................................................................. 2 kendaraan
LHR 2001 = 95 kendaraan/hari/2jurusan.
Perkembangan lalu lintas (i) : untuk 5 tahun 8%
Bahan bahan perkerasan :
- Peleburan (lapis pelindung ), lapen mekanis.
- Batu pecah (CBR 50)
- Tanah kepasiran (CBR 20)
3. penyelesaian :
LHR pada tahun 1985 (awal umur rencana), dengan rumus : (1+i)n
Kendaraan ringan 2 ton............................................................ 109,4 kendaraan
Bus 8 ton................................................................................... 3,6 kendaraan
Truck 2 as 10 ton...................................................................... 2,4 kendaraan
LHR pada tahun 5 (akhir umur rencana), dengan rumus : (1+i)n.
Tahhun ke 5
Kendaraan ringan 2 ton........................................................ 160,7 kendaraan
Bus 8 tonkendaraan................................................................ 5,3 kendaraan
Truck 2 as 10 ton.................................................................... 3,5 kendaraan
Menghitung angka ekivalen (E) masing masing kendaraan sebagai berikut :
Kendaaraan ringan 2 ton.............................. 0.0002+0.0002 = 0.0004
Bus 8 ton...................................................... 0.0183+0.1410= 0.1593
Truck 2 as..................................................... 0.0577+0.2923= 0.3500
Menghitung LEP :
Kendaaraan ringan 2 ton.............................. 0.50x109.4x0.0004 = 0.022
Bus 8 ton...................................................... 0,50x3,6x 0,1593 = 0.287
Truck 2 as..................................................... 0.50x2,4x 0,3500 = 0.420
LEP = 0.729
Menghitung LEA :
Kendaaraan ringan 2 ton.............................. 0.50x160,7x0.0004 = 0.022
Bus 8 ton...................................................... 0,50x5,3 x 0,1593 = 0.422
Truck 2 as..................................................... 0.50x3,5 x 0,3500 = 0.612
LEA5 = 1,066
Linta Ekivalen Tengah (LET)
LET =1/2 (0.729 + 1,066) = 0,90
Lintas Ekivalen Rencana
LER =LET x FP LER = 0,90 x 5/10 = 0,45
Mencari ITP :
CBR tanah dasar = 3,4 % ; DDT= 4 : IP = 1,5 : FR = 1,0
LER5 = 0,45……………. ITP5 = 2,8 (IPo = 2,9 – 2,5 )
Menetapkan tebal perkerasan :
Koefisien kekuatan relative :
1. peleburan = 0,00 = a1 lapen mekanis = 0,25 = a1
2. batu pecah (CBR 5) = 0,12 = a2
3. tanah kepasiran (CBR 20) = 0,10 =a3
ITP= a1. D1+ a2. D2+ a3. D3
UR 5 tahun
2,8 = 0,12 . D2 + 0,10 . D3
Batas minimum tebal lapisan untuk ITP =2,8 :
Batu pecah (CBR ) = 15 cm
Tanah kepasiran (CBR 20) = 10 cm
2,8 = 0,12 . D2 + 0,10 . 10 = 0,12 D2 + 1
D2 = 15 cm ( minimum )
__________________________________________________
Referensi :
1. Spesifikasi Jembatan Penyeberangan
2. Spesifikasi Penguat Tebing
3. Perencanaan Median Jalan
4. Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen
Post a Comment for "PERENCANAAN PERKERASAN JALAN RAYA"